23 April, 2025
Penyelenggaraan Program “Sekolah-Madrasah-Satuan Pendidikan Ramah Lingkungan ( Green School ) ”, “Perguruan Tinggi Ramah Lingkungan ( Green University ) ”, maupun “Institusi-Komunitas Ramah Lingkungan ( Green Institution ) ” secara nyata telah berjasa secara terukur ikut berkonstribusi mengisi ruang filosofi kebermaknaan dan konkrit praktek baik lingkungan yang berdimensi sangat luas yang merupakan esensi hari bumi sedunia, dengan kata lain bahwa ketiganya telah berkonstribusi di Lingkup lokal, nasional maupun global.
Banyak hal yang terkait dan terkandung dalam kebermaknaan Hari Bumi Sedunia. Hari bumi bukan sesuatu yang biasa, tetapi bermakna mengajak masyarakat lokal hingga global termasuk kita, ajakan ini tidak semata-mata nyata dari para pemegang kebijakan Negara atau Badan Dunia pemilik otoritas di bidang itu, kita tentu diharapkan berperan lebih mensyukuri dalam berkonstribusi melalui penyelenggaraan program-program tersebut, namun yang paling esensi adalah bahwa ajakan itu dari Sang Kholiq yang mengandung nilai-nilai tinggi guna menghasilkan kualitas dan perubahan model kelas pembelajaran yang jauh lebih siap ESD 2030 dan Indonesia Emas 2045, sekaligus bidang target SDGs, yang merefleksikan komitmen dan sikap kita, siswa-mahasiswa kita, masyarakat kita yang semakin berjatidiri-berkarakter lebih cerdas dan tepat dalam membawa misi kemuliaan melalui sikap (amal sholeh melalui tiga program tersebut) sebagai wujud mensyukuri atas anugerah bumi sebagai tumpuan kehidupan dan kekuatan kita sepanjang masa.
Ada beberapa hal pilihan menarik kalau kita komitmen makna momen Hari Bumi Sedunia, Pertama yang dilansir dari BBC 22 April 2025, adanya pemandangan menakjubkan berupa Meteor Lyrid terjadi setiap tahun, dan pada tahun 2025 akan aktif dari tanggal 16 hingga 25 April, dan akan mencapai puncaknya pada tanggal 22 April, bertepatan dengan “Hari Bumi Sedunia 22 April 2025”, Meteor adalah batuan ruang angkasa berukuran kecil yang jatuh ke atmosfer Bumi, namun kemungkinannya kecil yang sampai jatuh ke bumi, karena ke-Maha Kuasa-an sang Kholiq dalam melindungi ciptaan-Nya di bumi melalui ciptaan-Nya yang namanya atmosfir bumi karena setiap kali meteor langit jatuh akan terbakar habis saat sampai pada lapisan atmosfir bumi, sehingga tak jatuh sampai ke Bumi, bisa kita membayangkan kalau benda langit sampai jatuh ke bumi kita, Kedua melalui atmosfir bumi yang dilengkapi lapisan Ozon sebagai pelindung bumi yang berfungsi mengurangi berjuta-juta lipat panas matahari yang jatuh ke bumi.
Sebagai Hamba Sang Kholiq, lalu apa perlu dan bagaimana cara kita ikut melindung bumi?, apalagi kalau kita kaitkan dengan Tema Hari Bumi Sedunia 2025“ yang temanya: “Our power, Our planet”, yang fokus pada energi terbarukan atau “Kekuatan Kita, Planet Kita”, yang fokus pada energi terbarukan. Tema tersebut dapat kita artikan kekuatan bahwa kita yang diberikan oleh Sang Kholiq al dalam bentuk yang diberikan bumi sekaligus dilengkapi dengan pelindungnya, dan juga banyak yang lainnya atas anugerah-Nya pada kita melalui banyak kebaikan-kebaikan bumi pada kita.
Bentuk bersyukur melalui penyelenggaraan ketiga program tersebut, atas anugerah bumi dan dengan segala kebaikan bumi tersebut, kita mewujudkannya dengan melakukan aktivitas aksi bermakna edukasi dan pencerahan global atau support terhadap pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) sekaligus proses mencapai target agenda pendidikan 2030 atau “pendidikan berkualitas untuk pembangunan berkelanjutan”, yang mana bahwa melalui pendidikanlah sebagai andalan pencapaian keberhasilan pembangunan berkelanjutan (SDGs), sehingga Bumi Hijau Center diawali oleh Tim Misi Pendakian Kawah ijen Bumi Hijau Center, dan Tim Manajemen Sekretariat Bumi Hijau Ceenter, maupun support dari segenap Tim Narasumber, Tim Fasilitator Bumi Hijau Center, serta seluruh Sekolah Sasaran dan Imbas Program POP Mandiri Bumi Hijau Center sebagai pelaksanaan Program Kerjasama Kemendikdasmen beserta 5 Dinas Pendidikan Kabupaten dan beberapa Perguruan tinggi, memilih wujud aksinya melalui Tim Pendakian Kawah Ijen bahwa Kawasan Kawah Ijen sebagai bagian bumi yang menakjubkan bagi ribuan wisatawan pendaki dalam dan luar negeri, Tim men-support dan meng-apresiasi atas peningkatan pengelolaan kawasan baik kelestarian antara lain melalui kegiatan Reforestasi habitat asli oleh beberapa unsur dan komunitas yang sempat Tim Bumi Hijau Center ikut meng-apresiasi-nya, maupun fasilitasi layanan yang lebih optimal lagi terhadap wisatawan (dan penerima manfaat lainnya) baik melalui kenyamanan dan keamanan sepanjang jalur pendakian dan kawasan dengan menguatkan petunjuk dan rambu keamanan termasuk adanya papan atau pampangan gerakan moral motivasi dan edukasi, rasa ikut menjaga kebersihan kawasan dari sampah termasuk putung rokok yang sempat masih ada juga tidak kalah penting, wisatawan tidak sekedar dapat menikmati ke-elok-an dan ketakjuban kawah ijen, namun juga perlunya mereka teredukasi, sehingga kesan semakin bermakna atas kawah ijen akan wisatawan rasakan hingga terbangun jatidiri-berkarakter sebagai wisatawan yang ikut mensyukuri dengan menjaga nilai-nilai ke-bumi-an, itulah esensi pertama saling mensyukuri anugerah besar bumi kita.
Esensi kedua melalui Tim Manajemen Sekretariat, di hari bumi melakukan kajian ringan setelah sebelumnya sempat menginvetarisir beberapa bagian bumi dalam skala mikro yang perlu dijadikan titik tumpu dalam mengedukasi masyarakat luas dan membangun pendidikan bersubstansi nilai-nilai ke-bumi-an skala mikro, yakni sebagaimana kita ketahui bahwa masih banyak bagian bumi yang terbengkelai atau banyaknya lahan tidur, lahan yang seolah tak penting untuk dimanfaatkan terlebih diproduktifkan, bisa jadi itu terjadi pada tanah sekitar rumah kita, sekolah-madrasah atau kampus kita hingga lahan pertanian dan kawasan produktif yang tak dimanfaatkan atau diproduktifkan sekurang-kurangnya sejengkal tanah yang tak terurus dengan baik yang ada disekitar kita.
Esensi ketiga tentu kita mengambil pelajaran unik dan rasa hormat atas jasa para petani magersari dengan pendampingan para petugas Perhutani dan komunitas antara lain LMDH, karena keinginannya hanya bertani yang berarti lebih memproduktifkan di lahan sela tanaman pinus usia muda dan tanaman keras lainnya di hutan produksi Perhutani atau di Hutan Rakyat, sekaligus para magersari berfungsi secara terukur dalam ikut merawat (konservasi) tanaman kawasan hutan, total jasa urgennya adalah hasil pertanian ia dapatkan, pinus terawat tumbuh, kelestarian tercipta, produk oksigen bertambah (berfungsi sebagai paru-paru dunia), dan mencegah banjirpun terwujud, esensialnya bahwa semua itu telah memperkuat sendi sosial masyarakat, ekonomi, dan lingkungan sebagai dasar pencapaian target SDGs.
0 Komentar