JANGAN MENJADIKAN PESERTA DIDIK BIASA

09 May, 2025

JANGAN MENJADIKAN PESERTA DIDIK BIASA

“Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua” tema Hardiknas tersebut menarik untuk dijadikan pijakan kita dalam berperan semakin lebih bermakna dalam dunia pendidikan, dengan semesta artinya siapaun kita, terutama peran sentralnya ada pada pendidik.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 bahwa Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya a.l. ustadz-ustadzah, dan sebagainya, di pundak para professional ini semesta banyak menaruh harapan, untuk dapat melahirkan para peserta didik yang meningkat level kapasitas diri yang berjatidiri.

Hal esensial moment semangat Hardiknas ketika setiap para pendidik dengan dukungan semesta pada tataran “tidak lagi sebagai pendidik biasa” akan tetapi sebagai pendidik yang berpikir lebih, beride-berinovasi-berprogram lebih, berdaya respon lebih, berdaya melayani lebih terhadap peserta didiknya, serta ber-atittude unggul sebagai tauladan praktek baik bagi peserta didiknya, atau dengan kata lain bahwa setiap pendidik berkomitmen dan membangun jatidirinya “bukan sebagai pendidik biasa lagi, akan tetapi pendidik yang luar biasa” atau pendidik yang di-predikat-kan oleh semesta lagi berproses naik kelas ketika ia berperan sebagai bagian dari partisipasi semesta mewujudkan pendidikan bermutu dan sense of belonging atas pendidikan untuk semua tersebut, sehingga dengan semua itu para pendidik tidak lagi “menjadikan peserta didik biasa”, akan tetapi “menjadikan peserta didik luar biasa“, tentu sesuai kapasitas, sekurang-kurangnya setiap peserta didik memperoleh tambahan daya sentuh layanan lebih yang menaikkan level kapasitas dirinya yang semakin berjatidiri sesuai harapan semesta tersebut. 

Sebagai agen pembelajaran (learning agent) guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Perekayasa pembelajaran dalam familiar Bumi Hijau Center lebih dikenal dan diimplementasikan dalam wujud Peningkatan “Kompetensi Berrkelanjutan guru” melalui kepiawaian pendidik itu sendiri yang dibangun dari Pengembangan Pembelajaran berbasis Inovasi, terutama inovasi sederhana pembelajaran.

Lalu bagaimana untuk dapat menjadikan siswa biasa menjadi luar biasa tersebut?, tidak lain setelah pendidik menjadikan dirinya bukan pendidik biasa lagi tadi, mulai pada tahapan Pendidik berfikir lebih sampai berdaya melayani lebih terhadap peserta didiknya, tentu setelah pula memantapkan kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial-nya yang relatif melekat pada dirinya.

Tahapan urgen berikutnya Pendidik menggunakan program sebagai media pembelajaran, karena berbagai jenis program bisa termasuk sebagai media pembelajaran terutama yang berbasis teknologi, baik program yang berasal dari inovasi sederhana pengembangan pembelajaran ciptaan sendiri, kolaborasi program, ataupun modifikasi paduan keduanya, yakni paduan inovasi ciptaan sendiri dengan kolaborasi program dengan pihak lain.

Konkrit modifikasi paduan keduanya yang sudah relatif terimplementasikan a.l. Penyelenggaraan Program Sekolah-Madrasah Ramah Lingkungan (Green School), Program Perguruan Tinggi Ramah Lingkungan (Green University), dan Program Institusi-Komunitas Ramah Lingkungan (Green Institution),  ketiga program tersebut lebih familiar dengan Program Komitmen Ramah Lingkungan atau Green Commitmen (GC), cukup banyak definisi Ramah Lingkungan menurut para ahli, yang semuanya dapat penulis sarikan dan dipadukan dengan konsep ramah lingkungan menurut Bumi Hijau Center, bahwa pengertian ramah lingkungan lebih pada komitmen-sikap berkelanjutan seseorang atau institusi untuk mencegah timbulnya yang bersifat merugikan pihak lain dan sedapat mungkin menghadirkan (berkonstribusi) nilai tambah manfaat bagi pihak lain.

Lantas mengapa dengan GC?, GC merupakan pendekatan program atau sistem program yang diharapkan agar setiap personal institusi dan institusi, siswa, mahasiswa, komunitas masyarakat, maupun person masyarakat secara individu diapresiasi dengan diberikan kesempatan untuk berkembang melalui sistem yang didukung sistem aplikasi sehingga setiap individu dapat berpartisipasi, dan berkonstribusi keramahan lingkungan lingkup lokal hingga global, sekaligus setiap diri individu tersebut berproses terbangun jatidirinya sebagai bagian dari semesta yang diharapkan semesta tersebut.

Sistem aplikasi tersebut disamping sebagai sarana pembelajaran (membangun diri berjatidiri) secara mandiri juga berfungsi sebagai alat pengukuran komitmen yang berwujud pada aktifitas ramah lingkungan individu maupun institusi, sekaligus sebagai alat apresiasi terhadap setiap individu dan institusi yang beraktifitas-aksi, berkarya-berprestasi ramah lingkungan, hingga sebatas ber-ide sederhana ramah lingkungan akan ter-apresiasi dan terukur progresnya sebagai bentuk minimal terbangun jatidiri yang peduli, selain itu khusus bagi lembaga pendidikan bahwa model ini merupakan bentuk proses transformasi sistem pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran yang relatif ada perubahan-perubahan yang fleksibel, sebagai model efektif yang susungguhnya ini bentuk adaptasi atau kesiapan model pembelajaran berproyeksi visi ke masa depan, bahkan dalam konteks kekinian model ini cocok sekali dalam membangun kemampuan berpikir analisis dan berinovasi karena sistem ini akan membawa seorang siswa atau siapapun dia pada proses berfikir efektif-banyak beride (tidak mati ide), atau familiar ber-ide-ide sederhana namun konkrit dan terukur menghasilkan nilai tambah hingga ide yang berwujud inovasi sederhana, maupun inovasi program bagi suatu institusi.

Kalau semua itu berproses pada sistem program tersebut, apalagi didukung kebijakan oleh pemegang otoritas kebijakan, maka tidak berlebihan kalau pola program tersebut akan berdampak dahsyat sehingga akan terjadi percepatan dalam membangun negeri dengan target-target capaian multi target a.l. kualitas dan pendidikan untuk semua dalam membangun bangsa trcinta bahkan bangsa-bangsa, hal ini juga merupakan berkonstribusi model maupun berkonstribusi pencapaian target-target berkelanjutan (ESD 2030 maupun SDGs

0 Komentar

Silakan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar
Kita ikut berkontribusi

Wujudkan komitmen dalam
membangun negeri berperadaban tinggi